Keamanan Online Data Storage

Banyak penyedia layanan Online Data Storage yang telah berkembang sampai saat ini mengklaim penyimpanan data yang aman. Tapi, apakah layanan tersebut cukup aman untuk menyimpan informasi penting secara online tanpa adanya masalah?

Perangkat seperti hard disk dan DVD telah lama digunakan untuk menyimpan data. Penyimpanan data merupakan kebutuhan agar dapat mengambil informasi yang diperlukan nanti, kapan saja. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penting untuk menyimpan data di tempat yang aman dan terlindungi. Hard disk dan DVD merupakan contoh pilihan yang baik, namun juga memiliki beberapa kekurangan. Perangkat penyimpanan jenis ini dapat rusak atau hilang, sehingga mengakibatkan kehilangan data. Untuk mengatasi masalah ini, penyedia layanan penyimpanan data telah menghadirkan Online Data Storage untuk melindungi dan menyimpan sejumlah besar data yang dihasilkan di era digital ini. Perangkat penyimpanan offline tetap tersedia, namun banyak yang menganggap bahwa menyimpan data secara online merupakan cara yang sangat aman untuk menyimpan data. Meski begitu kita tetap dapat mempertanyakan keamanan penyimpanan data secara online agar yakin bahwa jika memilih media penyimpanan ini, data kita akan terjamin aman.

Mengapa Online Data Storage Dianggap Aman?


Dianggap lebih aman daripada penyimpanan offline karena beberapa langkah yang telah diambil penyedia layanan untuk menjamin keamanan data. Langkah-langkah keamanan ini jelas tidak tersedia pada penyimpanan data offline. Beberapa langkah keamanan yang dapat diambil oleh penyedia layanan adalah sebagai berikut:

  • Enkripsi File Pra-unggah. File yang berisi data disimpan di server. Sebelum diunggah ke server, setiap file dienkripsi menggunakan sebuah algoritma. Algoritma ini diturunkan menggunakan sebuah 'key', yang berasal dari kata sandi yang dibuat klien untuk mengakses file. Algoritma yang digunakan cukup kompleks dan tidak dapat dipecahkan dengan mudah untuk bisa mendapatkan akses ke data yang tersimpan di dalam file. Ketika enkripsi selesai, file diunggah ke server sehingga kemudian dapat diakses dari mana saja di dunia ini melalui Internet. Untuk membuka file online yang sebelumnya dienkripsi, kata sandi harus dimasukkan. Jika kata sandi tidak cocok dengan yang telah ditentukan oleh klien, file akan gagal dibuka. Dengan demikian, hanya klien yang memiliki kata sandi yang tepat dapat membuka file dan mengambil data yang disimpan, bukan orang lain.
  • SSL Encryption untuk Transfer Data. Secure Socket Layer (SSL) adalah teknik enkripsi yang digunakan sebagai standar untuk mentransfer data dari komputer klien ke server dan sebaliknya. Langkah keamanan ini juga digunakan untuk komunikasi web. Dalam teknik ini, sebuah perangkat lunak diinstal masing-masing pada komputer klien dan server sehingga membentuk hubungan antara keduanya. Ketika data ditransfer dari komputer klien, server mengidentifikasinya dan membentuk koneksi aman di antara keduanya agar dapat memfasilitasi transfer data tanpa gangguan tanpa kehilangan apapun. Peretas umumnya mencuri informasi selama transfer data.  Namun, dengan adanya SSL kemungkinan tersebut sangat diminimalkan.
  • Server-Side Encryption. Jika enkripsi file pra-unggah tidak dimungkinkan di sisi klien karena kecepatan koneksi yang buruk, penyedia layanan masih memiliki opsi Server-Side Encryption. Dalam hal ini, enkripsi file data dilakukan setelah disimpan di server. Kata sandi yang dihasilkan oleh enkripsi pada sisi server ini tersedia dengan klien dan administrator pusat data. Jika penyedia layanan memang dapat diandalkan, kata sandi hanya akan tersedia untuk mereka yang perlu mengetahuinya dan tentunya klien.
  • Keamanan di Pusat Data. Pusat data adalah tempat yang mengelola semua data yang disimpan secara online. Ada beberapa server dalam satu pusat data. Setiap server biasanya tertutup, terkunci dan dikendalikan dengan nama pengguna dan kata sandi. Tidak semua server dapat diakses bahkan oleh administrator sekalipun. Banyak fitur keamanan lainnya seperti kartu akses, kode pintu 6 digit, pemindai tangan, dan pembaca sidik jari digunakan untuk memastikan sebuah lingkungan yang aman untuk data yang disimpan.
  • Penggunaan RAID. Redundant Array of Independent Disks (RAID) disiapkan di pusat data yang sangat aman. RAID membantu dalam mengambil data dari hard disk yang rusak. Ketika hard disk rusak, semua data yang tersimpan ditransfer ke hard disk baru dengan bantuan sebuah algoritma. Dengan demikian, data klien tidak hilang dan keamanan tetap terjaga.

Seiring dengan adanya fitur keamanan berteknologi tinggi ini, pusat data juga dilengkapi kesiapan untuk menangani situasi seperti kebakaran, bencana alam, dll. Setelah melihat langkah-langkah keamanan seperti ini, sebagian dari kita tentunya dapat dengan yakin menganggap bahwa menyimpan data secara online cukup aman. Namun, kita tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan pelanggaran keamanan atau kehilangan data karena memang sulit untuk mencapai keamanan 100%. Agar lebih aman, sebaiknya dibuat 2 backup data sehingga bahkan jika yang satu rusak atau hilang, masih ada backup lainnya.